Jujur, Jelita nyesel.
Bukan sedikit, tapi banyak.
Waktu dia teasing Hisyam tadi, dia beneran gak nyangka kalo Hisyam sedang dalam waktu ‘prima’nya. Alhasil, Jelita kini hanya bisa tertidur lemas didalam pelukan Hisyam. Jangankan mandi, sekedar bangun dari kasur aja dia gak sanggup.
Jelita menengadah, menatap Hisyam yang bisa ia tebak, belum sepenuhnya tertidur.
“Syam,”
“Hmm…”
Jelita bergerak memberikan jarak antara dirinya dan Hisyam, jemarinya bergerak mengikuti alur wajah Hisyam.
“…Syam,” panggil Jelita lagi.
Hisyam membuka sebelah matanya, “Mau lagi?” seringaian jahil muncul di wajahnya.
Jelita refleks memukul lengan Hisyam, “GAK!” jawabnya dengan kesal. Hisyam hanya tersenyum sambil kembali menutup matanya.