Daren kembali merebut bola dari Hisyam, badannya berbalik memutar untuk mengecohkannya, tangannya dengan lincah melakukan dribbling sampai ia melompat dan shoot— bola masuk kedalam keranjang.
Daren tertawa puas, terhitung sudah 9 point yang laki laki itu cetak malam ini, sementara Hisyam hanya berhasil mencetak 6 point. Mereka sengaja latihan malam malam seperti ini karena besok turnamen sudah dimulai.
“Istirahat istirahat bentar,” ucap Hisyam sambil berjalan kepinggir lapangan. Daren yang juga merasa kelelahan akhirnya mengikutinya.
Mereka sekarang berada di Apartement Hisyam. Daren, yang udah minggat dari kost-an beberapa minggu yang lalu akhirnya dapet kost di daerah sudirman, dekat dengan apartement Hisyam. Tadinya sih, Daren mau numpang di Apart Hisyam aja, tapi Daren tau diri karna Jelita pasti bakal sering kesana dan Daren gak mau ganggu mereka.
Eh taunya malah putus.
Kalo gitu mending dia numpang aja sama Hisyam.
“Lo belom kasih tau gua,” Daren mengengok ke arah Hisyam. “Lo putus kenapa dah?”
Hisyam menutup botol airnya, “Emang lu ga dikasih tau sama anak kost?”
Daren menggeleng, dia emang dengar masalah mereka putus tapi dia gak pernah tau alesannya.
“Yah gitulah, namanya juga hubungan.” ucap Hisyam lagi.