Jauh dari yang Jelita duga, perasaannya kini justru terasa lebih… tenang?

Tidak ada amarah atau rasa sesak di dada yang dirasakannya ketika berhadapan dengan Joel. Walaupun penampakan laki-laki didepannya ini masih tak jauh berbeda dari saat ia bertemu satu tahun dahulu, kecuali otot badannya yang terlihat sedikit lebih kekar.

Lama mereka menunduk dalam diam. Menatap gelas kopi masing-masing. Jelita berdeham, memaksa Joel untuk membuka pembicaraan.

“Kabar kamu..?”

“Baik.” jawab Jelita singkat.

“Hisyam?” tanya Joel lagi.

“Lebih baik lagi.”

Joel mengangguk kecil, “Syukurlah.”

Jelita ingin membuka mulutnya sampai tiba-tiba Joel memotong. “Aku dan Ghea langsung putus. Setelah kejadian itu, kita langsung pisah dan gak pernah contact lagi.”